Aku tak percaya kata
cinta pada pandangan pertama, karna cinta yang tumbuh ketika pertama kali
melihat adalah rasa cinta pada badan yang fana. Apa yang dipandang saat pertama
kali bertemu? Sudah pasti badan. Entah mata yang berbinar memandangmu, bibir
yang tersenyum elok, atau bahkan hanya dengan gerakan tubuh yang minimalis.
Jika ada yang berkata
ini cinta pada pandangan pertama, itu tidak benar. Karna rasa ini tumbuh dalam
proses. Mereka bilang begitu karna mereka tak tau prosesnya. Alasan kenapa aku
makin terjerat perasaan ini. Alasan kenapa aku ingin jadi gadis yang memiliki
hatimu, salah satunya adalah karna kamu sendiri. Perlahan mulai menyusup lewat
kata-kata singkat yang dulu hampir setiap hari membuat langkahku ke sekolah
semakin ringan. Padahal awalnya aku selalu merendah. Aku ini siapa berharap
bisa bersamamu? Hanya gadis biasa yang akan terlupakan seiring berjalannya
waktu. Kamu yang telah menyirami benih bunga yang malu-malu muncul dari
permukaan tanah. Jika sekarang kamu bilang aku hanya gadis naif yang terlalu
mudah jatuh cinta, mungkin benar. Tapi kamu harus tau, ada banyak gadis naif
yang hidup di dunia ini yang harus kamu jaga perasaannya.
Jika ada rumor aku menyukaimu karna aku ingin
banyak dikenal orang, itu adalah yang paling salah. Sejak saat tunas bunga
tumbuh, dia sudah membuat permohonan bahwa ia ingin hidup dengan pemiliknya di
balik pohon-pohon, supaya tak satupun tumbuhan lain mengetahui kehidupan
bahagianya dengan si pemilik. Supaya ia tak harus merasa ketakutan airnya akan
terbagi.
Jika kamu bilang aku
hanya boneka disaat kesepian, aku terima. Tapi setidaknya ingatlah aku yang
menemanimu saat orang lain mencampakkanmu. Pikirkan ketika ada gadis yang lebih
halus perasaannya daripada kamu merasakan rasanya dibuang, sama seperti yang
kamu rasakan dulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar