Sabtu, 20 Februari 2016



Aku tak percaya kata cinta pada pandangan pertama, karna cinta yang tumbuh ketika pertama kali melihat adalah rasa cinta pada badan yang fana. Apa yang dipandang saat pertama kali bertemu? Sudah pasti badan. Entah mata yang berbinar memandangmu, bibir yang tersenyum elok, atau bahkan hanya dengan gerakan tubuh yang minimalis.

Jika ada yang berkata ini cinta pada pandangan pertama, itu tidak benar. Karna rasa ini tumbuh dalam proses. Mereka bilang begitu karna mereka tak tau prosesnya. Alasan kenapa aku makin terjerat perasaan ini. Alasan kenapa aku ingin jadi gadis yang memiliki hatimu, salah satunya adalah karna kamu sendiri. Perlahan mulai menyusup lewat kata-kata singkat yang dulu hampir setiap hari membuat langkahku ke sekolah semakin ringan. Padahal awalnya aku selalu merendah. Aku ini siapa berharap bisa bersamamu? Hanya gadis biasa yang akan terlupakan seiring berjalannya waktu. Kamu yang telah menyirami benih bunga yang malu-malu muncul dari permukaan tanah. Jika sekarang kamu bilang aku hanya gadis naif yang terlalu mudah jatuh cinta, mungkin benar. Tapi kamu harus tau, ada banyak gadis naif yang hidup di dunia ini yang harus kamu jaga perasaannya. 

 Jika ada rumor aku menyukaimu karna aku ingin banyak dikenal orang, itu adalah yang paling salah. Sejak saat tunas bunga tumbuh, dia sudah membuat permohonan bahwa ia ingin hidup dengan pemiliknya di balik pohon-pohon, supaya tak satupun tumbuhan lain mengetahui kehidupan bahagianya dengan si pemilik. Supaya ia tak harus merasa ketakutan airnya akan terbagi.

Jika kamu bilang aku hanya boneka disaat kesepian, aku terima. Tapi setidaknya ingatlah aku yang menemanimu saat orang lain mencampakkanmu. Pikirkan ketika ada gadis yang lebih halus perasaannya daripada kamu merasakan rasanya dibuang, sama seperti yang kamu rasakan dulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar