Ketika selesai UAS, semua murid
SMP Tidak Penting keluar dengan wajah murung kecuali Dandi. Wajah Dandi biasa
saja, atau bahkan terlihat ceria. Dia berjalan percaya diri menyapa
teman-temannya yang sedang mengeluh karna soal ulangan yang susah.
Melihat Rara berwajah murung,
hati Dandi tergerak untuk bertanya. “Kamu kenapa, Ra? Wajahmu sudah seperti
koruptor ketahuan korupsi.”
Rara menjawab tanpa berfikir,
“Kamu itulo yang seperti koruptor ketahuan korupsi. Senyum-senyum bangga.”
Dandi tertawa terbahak-bahak.
“Haha benar juga. Oiya kamu belum jawab pertanyaanku. Kenapa sedih?”
“UAS gagal!! Nilaiku pasti
jelek!!” Rara kembali mengingat betapa menyebalkannya soal-soal UAS.
“Halahh begitu saja kok dibuat
ribet. Mau nilai 8? Pakai ini 5 lembar. Mau nilai 9? Pakai ini 10 lembar? Mau
nilai 10? Minta nomer rekening gurunya.” Jawab dandi sambil menunjukkan uang
100 ribu.
“Kamu ini!” jawab Rara sembari
memaparkan senyum.
Ketika Dandi dan Rara masih
asik ngobrol, datanglah seorang murid laki-laki yang ternyata adalah teman
Dandi di tim basket. Roy namanya. Dandi dan Roy saling menyapa.
“Woy Dan, habis ini kita
latihan buat pertandingan lawan sekolah seberang.” Kata Roy.
“Capek ah, aku mau pulang.”
Jawab Dandi dengan santainya.
“Gimana sih? Kamu gak mau ikut
tanding? Ini sekalian seleksi lo. Yang milih kakak senior kelas 3.”
“Kakak seniornya itu anaknya
temennya papahku, udah kayak saudara sendiri aku sama dia. Gampanglah. Jaman
sekarang yang penting koneksi bukan prestasi, bro.” jawab Dandi dengan sangat
santai.
“Dasar Dandi. Sekolah modal
transaksi dan koneksi!”
Lalu semuanya pergi
meninggalkan Dandi karna muak mendengarkan omongannya.
Ini tugas Bahasa Indonesia tapi bahasanya acakacakkan -.-
teks anekdot original hasil karya pemula :D
Semoga bermanfaat.
kalau bisa sertakan nama pengarang disetiap copasan anda :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar